Sayangnya statistik dan jawaban secara keseluruhan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut kurang tersedia. Itulah yang melatarbelakangi saya untuk melakukan “riset” sederhana agar kita punya gambaran mengenai sumber daya manusia kepulauan Nias, khususnya untuk jenjang pendidikan tinggi.
Sebagai gambaran, sebelum pemekaran yang menghasilkan 5 DOB di kepulauan Nias, sampai pada tahun 2000-an hanya ada 3 kampus di Nias yakni IKIP Gunung Sitoli, STIE Pembangunan Nasional dan Akademi Pertanian yang kini sudah non-aktif. Sangat minim. Kini, setidaknya ada 16 perguruan tinggi plus Universitas Terbuka yang tersebar di 3 kota yakni Gunung Sitoli, Teluk Dalam dan Lotu.
Ke-16 perguruan tinggi tersebut adalah Akbid Harapan Keluarga, IKIP Gunung Sitoli, STIE Pembangunan, STP Dian Mandala, STT BNKP Sunderman, STT Syalom Nias, STAI Nias, STT Nias, STAK Emmanuel Agung Nias, STIE Nias Selatan, STKIP Nias Selatan, STT Injili Arastamar Nias Selatan, STIH Nias Selatan, STT Imanuel Teluk Dalam, Akademi Komunitas Negeri Nias Utara, dan Akper Keperawatan Gunung Sitoli Kab. Nias.
Kampus NegeriDiantara 16 nama-nama perguruan tinggi tersebut di atas, ternyata ada 2 perguruan tinggi yang berstatus negeri yakni Akademi Komunitas Negeri Nias Utara, dan Akademi Keperawatan Gunungsitoli Pemerintah Kabupaten Nias. Program studi (prodi) yang ada di Akademi Komunitas Negeri Nias Utara (D2) antara lain Tanaman Karet, Ternak Potong dan Budidaya Air Tawar.
Statistik Mahasiswa/i
Grafik 1. Perbandingan jumlah mahasiswa berdasarkan wilayah |
Untuk jumlah mahasiswa, sayangnya tidak valid 100 persen karena ada beberapa kampus yang jumlah mahasiswanya di pangkalan data perguruan tinggi Direktorat Perguruan Tinggi ketika dicek masih kosong sama sekali yakni kampus STIE Pembangunan Nasional, STT BNKP Sunderman, STT Syalom Nias, STAI Nias, STT Nias, STAK Emmanuel Agung Nias, STT Injili Arastamar Nias Selatan dan STT Imanuel Teluk Dalam. Namun diantara kampus-kampus tersebut yang paling banyak mahasiswanya adalah STIE Pembangunan Nasional, maka saya perkirakan saja jumlah mahasiswanya disamakan dengan IKIP Gunungsitoli, sementara kampus-kampus lainnya karena masih baru dan kurang populer maka saya perkirakan dan pukul rata mahasiswanya berjumlah 250 orang.
Kemudian saya membandingkan prosentase jumlah mahasiswa di tiap-tiap daerah dengan total jumlah penduduk dewasa (sudah punya KTP, menikah atau tamat SMA) berdasarkan DPT dari KPU maka keluarlah data sebagai berikut:
Tabel 1. Persentase jumlah mahasiswa/i dibanding jumlah penduduk |
Bila jumlah penduduk dewasa berdasarkan DPT dari KPU (tahun 2015) adalah 529.227 orang dengan jumlah mahasiswa/i 15.284 maka prosentasenya adalah 2,89% mahasiswa/i dari jumlah penduduk. Jumlah mahasiswa sekepulauan Nias itu kalah jauh dengan total jumlah mahasiswa/i Universitas Mercu Buana Jakarta yang sudah mencapai 27.923 (sumber forlap dikti, diakses 18/10/2015).
Grafik 2. Perbandingan jumlah mahasiswa/i berdasarkan wilayah asal dan “kepemilikan” kampus |
Bagaimana secara nasional? Ternyata awalnya saya pikir persentasenya cukup jauh ternyata tidak. Berdasarkan data KPU Pusat untuk pemilu 2014, maka jumlah DPT adalah 190.307.134 dibanding 5.643.619 mahasiswa/i, sehingga keluar persentase mahasiswa/i secara nasional sebesar 2,97%. Kepulauan Nias "hanya" ketinggalan 0,8% secara nasional.
Akreditasi "B"Untuk akreditasi sebagaian besar masih berstatus "C", hanya prodi Teologi Kependetaan (S1) di STT BNKP Sunderman yang mendapatkan berstatus "B" yang aktif sampai tanggal 15/08/2017 serta Akademi Keperawatan Gunungsitoli Pemerintah Kabupaten Nias (tertera di website kampus) namun ketika saya cek di web dikti belum bisa muncul.
Sebagaimamana dikutip dari situs kampus Akademi Keperawatan Gunungsitoli Pemerintah Kabupaten Nias telah dialihbinakan penyelenggaran pendidikannya hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 354/E/O/2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan Program Studi pada Akademi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dari Kementerian Kesehatan RI kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Akademi Keperawatan Gunungsitoli Pemerintah Kabupaten Nias merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kabupaten Nias pada tanggal 4 Maret 2013, hal ini sesuai dengan Peraturan Bupati Nias Nomor 4 Tahun 2013 tentang Penetapan Akademi Keperawatan Gunungsitoli Pemerintah Kabupaten Nias sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kabupaten Nias.
Program Studi
Ada 23 program studi (prodi) dari total 16 kampus yang ada di kepulauan Nias, bila dikelompokkan maka terdiri dari bidang pendidikan (8 prodi), agama (6 prodi), ekonomi & bisnis (3 prodi), pertanian (3 prodi), kesehatan (2 prodi) dan hukum (1 prodi).
Hanya ada 2 ibukota kabupaten (Telukdalam, Nias Selatan dan Lotu, Nias Utara) dan 1 kota yakni Gunungsitoli (masih menjadi ibukota kabupaten Nias juga) yang menjadi lokasi ke-16 perguruan tinggi tersebut. Terbanyak ada di kota Gunungsitoli (11), Telukdalam (4) dan Lotu (1). Dari segi jumlah mahasiswa maka Kabupaten Nias Selatan juaranya bahkan bila semua mahasiswa di kampus di kota Gunungsitoli dan Lotu digabung. Dalam 5 tahun terakhir, jumlah mahasiswa di Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan meningkat signifikan, hal ini salah satunya dipicu karena kebijakan pemerintah daerah setempat yang menggratiskan biaya kuliah di perguruan tinggi lewat peraturan daerah terlepas dari berbagai kendala dan kritikan di lapangan ketika diimplementasikan.
Pemerintah kabupaten Nias Utara juga diam-diam sukses membawa kampus negeri pertama di daerahnya dan bahkan yang pertama di kepulauan Nias. Sementara pemerintah kabupaten Nias Barat, untuk dunia pendidikan tinggi minim prestasi. Pemerintah kabupaten Nias juga sukses mengubah SPK Gunungsitoli menjadi Akper Gunungsitoli, namun ke depan, untuk pemerintah kabupaten Nias seiring dengan kebijakan pemindahan ibukota kabupaten di Gido, perlu memikirkan kelangsungan hidup Akper Gunungsitoli, STIE Pembangunan Nasional dan IKIP Gunungsitoli dalam arti idealnya dipindah saja ke wilayah kabupaten Nias, lebih afdol atau dihibahkan kepemilikannya ke pemerintah kota Gunungsitoli.
Menuju UniversitasPotensi kabupaten Nias untuk memiliki Universitas (negeri) dan di kabupaten Nias Selatan (swasta) sebenarnya sudah terbuka lebar namun harus kerja keras dan dipersiapkan sedini mungkin.
Sebagaimana diketahui, syarat mendirikan Universitas adalah adanya 5 fakkultas, 10 program studi dan setiap prodi harus memiliki minimal enam dosen lulusan S2 linier kemudian 60 persen harus jurusan eksak, 40 persen jurusan sosial.
Universitas di kabupaten Nias sudah memiliki modal "3 fakultas", 12 prodi dengan cara melebur kampus yang dimiliki pemerintah daerah yakni fakultas ekonomi (STIE), fakultas pendidikan (IKIP) dan fakultas kesehatan (Akper Gunungsitoli). Prodi pendidikan teknik bangunan yang dimiliki IKIP bisa diarahkan ke prodi teknik (fakultas teknik).
Kemudian di Nias Selatan yang dimiliki oleh swasta, juga sudah memiliki modal "3 fakultas", 10 prodi dengan cara melebur kampus yang dimilikinya yakni fakultas ekonomi (STIE), fakultas pendidikan (STKIP) dan fakultas hukum (STIH).
Pemerintah kabupaten Nias pernah mewacanakan untuk mendirikan Universitas, kalau di Teluk Dalam, pernah lihat tulisan "bakal Universitas Nias Selatan". Demikianlah ulasan tentang potensi kepulauan Nias di bidang pendidikan tinggi, data di artikel ini tidak 100% valid karena terbatasnya waktu dan data pendukung yang dibutuhkan. Ternyata dunia pendidikan tinggi di kepulauan Nias secara khusus dan Indonesia secara umum belum menggembirakan dari segi kuantitas apalagi kualitas. Selamat beraktifitas teman-teman....
0 komentar:
Posting Komentar