Dalam 3 hari terakhir pasokan tahu tempe di pasaran tiba-tiba menghilang. Kelangkaaan ini akibat dari himbauan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia lewat surat edaran yang meminta anggotanya untuk mogok mulai 9-11 September 2013. Dampaknya gampang ditebak, warga yang doyan jajan tahu atau tempe harus puasa dulu menyalurkan kebiasaan tersebut. Menu makanan yang mengandung bahan baku tahu tempe di warung-warung makanan bahkan restoran tiba-tiba terpaksa dihapus sementara.
Photo by inforeseps.com |
Tak ketinggalan, tahu tempe di dapur ribuan bahkan mungkin jutaan rumah tangga luput dari menu “wajib”. Mengingat, bahwa faktanya negeri ini mempunyai kesuburan tanah dan kekayaan alam yang melimpah, maka mengimpor hasil pertanian dari luar negeri merupakan sebuah ironi.
Lebih setahun yang lalu, tepatnya bulan Juli 2012, saya pernah menulis artikel berjudul “Ayolah, Merdekakan Indonesia Dari Tempe!” karena waktu itu tahu tempe mengalami kelangkaan di pasaran karena para pengusaha mogok berproduksi sebagai protes dari mahalnya kedelai yang sebagian besar diimpor itu.
Mahalnya kedelai impor kali ini bukan semata-mata dipengaruhi oleh kurs Dolar yang menguat atas Rupiah, lihat saja kenaikan Dolar atas Rupiah yang kurang lebih “hanya” 10%, sementara harga kedelai naik sekitar 30%. Mungkin saja, ada semacam praktek kartel dalam mengimpor kedelai.
Di tengah tingginya permintaan kedelai di dalam negeri, harusnya para petani bersemangat bercocok-tanam sehingga lama-lama negeri ini tidak bergantung dari impor. Tetapi seperti biasa, para petani dibiarkan berjuang sendiri, nyaris tanpa bantuan dari pemerintah, entah bantuan dalam pemberian bibit, subsidi pupuk apalagi bantuan penelitian yang hasilnya akan sangat membantu para petani.
Keseriusan pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya untuk berpihak pada pertanian sangat dibutuhkan, semoga negeri ini cepat “bertobat” agar tidak dikadali terus oleh negera lain di bidang yang harusnya Indonesia justru menjadi rajanya.
Kabar baiknya, hari ini para pengrajin tahu tempe mulai berproduksi lagi. Sirkulasi tahu tempe di pasaran dipastikan akan normal beberapa hari ke depan. Mumpung masih “diberi kesempatan” untuk menikmati tahu tempe di negara agraris tercinta yang harusnya mengekspor kedelai bukan sebaliknya, yuk mari berpesta tahu tempe!
0 komentar:
Posting Komentar