Ada salah satu perumpaan menggelikan dalam bahasa Nias yang buat saya paling cocok saya “hadiahkan” kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas keberhasilannya “merebut” kursi ketua umum di partai Demokrat.
Perumpamaan yang berupa sindiran yang saya maksud adalah “timba-timba koe ahe” yang bila diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia bisa diartikan “menolak tetapi doyan”, di bibir berkata tidak sementara bahasa tubuh ataupun tindakannya berkata lain.
Kini publik sudah tahu, Presiden SBY yang dulunya getol menyuarakan partainya sebagai partai modern dengan tidak tergantung pada satu figur justru terperangkap dan seakan tidak bisa berbuat apa-apa tanpa campur tangan SBY. Alih-alih menjadi partai modern dan diurus secara profesional ataupun demokratis, SBY justru “merebut” kepemimpinan di partai demokrat tanpa memberi kesempatan kepada kader terbaik demokrat untuk memimpin.
Sebagai kepala negara Presiden tentunya sudah sangat sibuk dan akan sibuk lagi ketika konsentrasinya mengurus rumah tangga partai.
Menangkap dua udang dalam waktu bersamaan tentunya mustahil dilakukan, mempimpin negeri ini di waktu yang bersamaan memimpin partai terbesar tentunya butuh energi ekstra.
Saya jadi berpikir, entah Presiden lebih serius mempimpin negeri ini atau justru lebih serius memimpin partainya atau sebaliknya?
Ah, semoga kelak kita tidak punya presiden “timba-timba koe ahe” lagi….
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar